Langsung ke konten utama

Babi Misteri dari Sulawesi


Pada tahun 1658, Gelmi Pisoni menerbitkan sebuah buku berjudul "The Indie Utris Re Naturali at Medica Lib Quor Desim," yang di dalamnya berisi segala tentang hasil alam yang dapat mendatangkan manfaat obat bagi manusia. Cover bagian dalam buku tersebut menampilkan gambar dua laki-laki yang berpose dengan binatang seukuran anjing yang memiliki empat taring panjang yang tumbuh hingga menutupi wajahnya. Binatang tersebut cukup memancing rasa penasaran orang banyak kala itu dan mengundang banyak pertanyaan di dunia Barat tentang keberadaannya. Binatang apa itu? Kenapa bentuknya seperti itu? Banyak yang bilang binatang itu cuma mitos. Banyak yang bilang binatang itu mungkin cuma gimik supaya bukunya banyak yang beli, apalagi melihat taringnya yang mencuat seperti itu. Mana ada binatang yang memiliki taring aneh seperti itu? Orang-orang di Barat sangat meragukan keberadaan binatang aneh tersebut, sehingga binatang yang ditampilkan pada cover bagian dalam buku tersebut dianggap mitos dan tidak benar-benar ada. Tapi terlepas dari segala keraguan orang Barat pada masa itu, fakta berkata lain. Binatang yang dibilang mitos ini memang nyata dan memang ada. Mereka bukan gimik. Mereka hidup di wilayah Negara kita, Indonesia, tepatnya di Sulawesi. Binatang yang dibilang mitos ini adalah babi rusa. Jika berbicara tentang makhluk menarik dan unik, babi ini sangat mencolok. Literally. Binatang yang berasal dari hutan hujan Indonesia ini terkenal dengan penampilannya yang khas dan perilakunya yang menarik. Babi rusa adalah anggota keluarga babi yang langka dan sulit ditemui. Dengan kombinasi fitur tubuh yang menjadi ciri unik mereka, babi rusa telah memikat imajinasi para pecinta hewan dan banyak peneliti. Dinamakan babi rusa karena mereka memiliki tubuh seperti babi, tapi memiliki tanduk seperti rusa dalam bahasa Inggris. Babi rusa diterjemahkan menjadi "Pig deer." Babi endemik Sulawesi ini adalah anggota liar dari keluarga babi swedi. Mereka hidup di daerah terpencil di Pulau Sulawesi, Indonesia, serta beberapa pulau di sekitarnya. Babi unik ini berkeliaran dalam kelompok besar di hutan terpencil yang kini hanya terbatas di kawasan hutan lindung. Spesies babi rusa yang paling terkenal adalah babi rusa selebensis yang hidup di pulau Sulawesi. Tidak seperti babi lain, babi rusa memiliki tubuh kekar dengan rambut yang sangat jarang sehingga terlihat seperti telanjang. Beberapa dari kamu mungkin tersipu malu ketika melihat tubuh mereka. Telah banyak penelitian mengenai evolusi dan taksonomi dari babi rusa yang menyatakan bahwa ada empat spesies yang telah disepakati, tiga diantaranya masih hidup dan satu dalam bentuk fosil alias sudah punah. Babi rusa selebensis tersebar luas di pulau utama Sulawesi, babi rusa togeansis tersebar di beberapa pulau di kepulauan Togean, sementara babi rusa-babi rusa sebarannya cukup beragam, meliputi Kepulauan Sula, yaitu pulau Mangole, Taliabu, dan Buru. Babi rusa mempunyai indra pendengaran dan penciuman yang sangat baik. Mereka dapat berkomunikasi dengan sesama dan kerap menandai wilayah kekuasaannya. Mereka akan mengeluarkan aroma dari kelenjar infraorbitalis yang terletak di bawah mata, yang akan mereka gesekkan pada batang pohon muda atau ketika mereka berkubang di lumpur. Aroma yang mereka sebarkan ini akan membuat individu lain menghindari area tersebut. Dalam hal selera makan, mereka akan makan apa saja yang dapat mereka temukan. Babi rusa adalah omnivora. Mereka memakan buah-buahan, jamur, dedaunan, larva serangga, kacang-kacangan, hingga binatang kecil. Namun, sebanding dengan apa yang mereka makan, tubuh mereka tidak menjadi gemuk seperti babi pada umumnya. Komposisi tubuh mereka dirancang untuk kehidupan yang keras di hutan, di mana mereka dituntut untuk siap dengan segala kondisi. Dengan panjang tubuh yang berkisar antara 87 hingga 106 cm, tinggi sekitar 65 hingga 80 cm, serta bobotnya yang mencapai 90 kg, babi rusa adalah babi hutan yang besar, tapi kekar dan kuat. Mampu berlari cepat, tapi agak pemalu. Meski bertubuh kekar, babi rusa adalah perenang yang baik. Mereka sering diamati berenang melintasi sungai besar dan bahkan menyusuri sungai kecil dengan mudah. Kemampuan hebat ini sangat membantu mereka bernavigasi di habitat hutan hujan di Indonesia. Dan karena sering berkelihatan, kebanyakan babi rusa memiliki area jelajah yang sangat luas. Semua babi rusa halnya nokturnal. Babi rusa biasanya tidur pada malam hari. Beberapa ahli menduga bahwa babi rusa cenderung krepuskular. Banyak dari mereka akan bergerak mencari makan di pagi hari, tapi menghabiskan waktunya berendam di lumpur setelah siang. Selain itu, mereka memiliki pendengaran dan penciuman yang sangat baik, yang membantu mereka menghindari ancaman dan kabur melalui vegetasi yang lebat jika merasa terancam. Ada cerita yang beredar di kalangan para pegiat konservasi bahwa jika mereka ingin mendekat ke area babi rusa tertentu, mereka tidak akan menggunakan losion anti-nyamuk karena aromanya dapat tercium oleh babi rusa dari puluhan kilometer. Meski berasal dari keluarga babi, mereka berbeda dari babi pada umumnya. Pertama, moncong mereka tidak sespesial babi lainnya. Babi rusa tidak memiliki tulang rostral, sehingga mereka tidak bisa menggali dengan hidung mereka. Babi rusa mencari makan dengan mengais dedaunan atau merobek kulit pohon untuk mencari serangga. Salah satu fitur paling mencolok dari babi rusa adalah tanduk mereka. Tanduk-tanduk ini terus tumbuh sepanjang hidup mereka dan memiliki bentuk yang unik pada setiap individu. Babi rusa jantan memiliki tanduk yang lebih besar dan bengkok ke belakang, sementara betina memiliki tanduk yang lebih kecil atau bahkan tidak memiliki tanduk sama sekali. Kebiasaan babi rusa yang satu ini juga cukup menarik. Saat makan, mereka akan mengunyah makanan mereka dengan sangat lambat dan hati-hati, hampir seperti hewan pemamah biak. Mereka tidak pernah terburu-buru saat makan dan tampaknya menikmati setiap suapannya. Babi rusa juga dikenal karena perilaku sosial mereka yang kompleks. Mereka hidup dalam kelompok yang terdiri dari beberapa individu, biasanya terdiri dari beberapa betina dan anak-anak mereka. Jantan dewasa biasanya hidup sendiri atau dalam kelompok-kelompok kecil. Saat betina-betina dalam kelompok tersebut siap untuk melahirkan, mereka akan meninggalkan kelompok utama dan membentuk kelompok tersendiri. Setelah melahirkan, betina akan merawat anak-anak mereka secara bersama-sama dalam kelompok kecil ini. Babi rusa betina sangat melindungi anak-anak mereka dan akan membela mereka dengan gigih jika merasa terancam. Mengingat spesies ini jarang terlihat dan hidup di hutan yang sulit diakses, penelitian tentang babi rusa masih terbatas. Namun, upaya konservasi telah dilakukan untuk melindungi spesies ini. Habitat babi rusa di Indonesia semakin terancam akibat deforestasi dan perburuan ilegal, yang mengancam kelangsungan hidup mereka. Upaya konservasi melibatkan perlindungan habitat alami mereka, penelitian lebih lanjut tentang perilaku dan ekologi mereka, serta penegakan hukum untuk menghentikan perburuan ilegal. Begitulah, meskipun pernah dianggap mitos oleh orang Barat pada masa lalu, babi rusa adalah spesies nyata yang hidup di hutan-hutan Sulawesi dan sekitarnya. Mereka memiliki ciri-ciri fisik yang unik, perilaku sosial yang menarik, dan peran penting dalam ekosistem hutan hujan. Konservasi babi rusa adalah bagian penting dalam menjaga keanekaragaman hayati Indonesia dan menjaga agar spesies ini tetap ada untuk generasi mendatang. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Petuah Ikan Kakatua

  Dengan tubuh berwarna cerah mengkilap, ikan Flamboyan ini meluncur di antara terumbu karang mencari makanan. Tidak seperti ikan lainnya, ikan ini menikmati alga yang menempel di dalam terumbu karang yang telah mati dengan giginya yang sangat kuat. Mereka mampu menghancurkan bongkahan karang dan menggerusnya untuk mendapatkan alga yang kaya nutrisi di dalamnya. Setelah kenyang, mereka berenang menjauh dari kepulauan Pasir Putih halus, meninggalkan pasir putih halus ini di belakangnya. Pasir putih halus ini adalah bahan yang terdapat di hampir semua pantai berpasir putih. Jika kamu suka berbaring di pantai berpasir putih, ada kemungkinan sebagian dari pasir tersebut menempel di tubuh kamu. Ini adalah ikan yang paling berbeda dari sekian banyaknya ikan yang menghuni kebanyakan terumbu karang di seluruh dunia. Nama mereka terinspirasi dari paruh dan warna spesies burung tertentu, yaitu ikan kakatua. Dengan meningkatnya polusi laut, baik karena sebab alami ataupun karena ulah manusia, ika